Minggu, 17 Juni 2012

Mamuju City (Menuju Kota Modern) - Part 1

Setelah berpetualang selama tiga bulan di kota Makassar, akhirnya aku pindah juga ke kota yang baru. Masih di Sulawesi sih, tapi kali ini sudah berpindah provinsi yaitu Sulawesi Barat lebih tepatnya di sebuah kota yang bernama Mamuju. Sempat bingung juga waktu terima surat dari SDM PLN Sulselrabar yang menyebutkan bahwa untuk sementara aku dikirim ke kota Mamuju. Gimana mau gak bingung, lha wong namanya aja sudah asing di telinga. Waktu aku kasih kabar ke teman-teman dan kerabat pun mereka juga sama gak tau dimana itu Mamuju. Ternyata waktu browsing di Google, eh ternyata Mamuju itu ibukota Provinsi.. Wah,hebat bener, perasaan dulu waktu SD belajar IPS masih belum ada ibukota provinsi yang namanya Mamuju. Ternyata Mamuju itu ibukota provinsi yang baru aja dibentuk,yaitu provinsi Sulawesi Barat.

                               

Sekedar informasi saja,kalau mau menuju kota Mamuju dari kota Makassar sekitar 10 jam perjalanan via darat alias naik bus. Kalau gak suka perjalanan darat, bisa aja lewat udara, karena di Mamuju ada Bandar Udara 'mini' yang bernama Tampa Padang. Kalau via udara sih cuma sekitar satu jam perjalanan. Cuma kalau mau pilih naik pesawat berarti harus siapin juga uang lebih buat tiket pesawat, karena harga tiketnya tu hampir sama seperti tiket pesawat dari Makassar menuju Surabaya..  (۳ ˚Д˚)۳ 

Sekarang aku mau berbagi cerita nih tentang kota Mamuju  versi aku..
Pertama kali aku menuju kota Mamuju aku pilih lewat udara dari Makassar,karena waktu itu aku berfikir kalau aku naik bus nanti sampai di Mamuju pas Subuh. Lah, kalau subuh-nya Surabaya sih sudah pasti banyak kendaraan umum yg bisa dinaiki. Tapi kalau Mamuju?? Akhirnya kocek pun dirogoh dalam2 buat beli tiket pesawat. Berangkat sekitar jam 8 dari Makassar dan sampai sekitar jam 9 di Mamuju. Perjalanan udara sangat seru,karena semakin dekat Mamuju malah yang nampak malah gunung disana-sini. Persis seperti iklan sebuah produk rokok di TV. Dan akhirnya pesawat pun mendarat dengan selamat di Bandar Udara Tampa Padang. Kalau aku cerita Bandara,jangan dibandingin sama bandara Hasanuddin, Juanda ato Soekarno-Hatta. Ini bandara perintis, jadi bandaranya pun juga ukuran mini dan besar ruang tunggunya juga serba mini. Ini buktinya foto2 ketika aku pertama kali tiba di bandara Mamuju.






Ini pesawat yang berhasil dengan selamat membawa aku menuju kota Mamuju.










Ini Bandar Udara Tampa Padang, Mamuju. Klo lihat towernya,masih terlihat keren..











Para penumpang menuju Ruang Kedatangan di Bandara Mamuju. Sudah kelihatan kan ciri-ciri bandara perintis?










Dan ini Ruang Kedatangan dilihat dari luar ruangan.








Selanjutnya adalah bagaimana cara menuju kantor PLN,sedangkan berdasar info yang aku dapat jarak antara bandara dengan kota Mamuju masih cukup jauh. Kalau dalam kondisi normal maka yang terpikir pertama adalah mencari taxi. Keluar dari bandara lihat parkir kendaraan, lihat jalanan sekitar belum ada tanda2 taxi di sekitar bandara. Yang ada ojek sepeda motor,sedangkan gak mungkin dengan barang bawaan yang tidak sedikit harus dibawa dengan ojek. Padahal sebelumnya aku terlanjur telpon ke kantor kalau sudah dapat taxi..(baca: kesalahan pertama). Akhirnya aku didatangi oleh seorang petugas Bandara. Dan aku ditawari taxi oleh beliau. Aku kira bakal ditelponkan taxi, ternyata salah. Beliau bilang pada aku:

"Mas,biar saya antar. Kalau penerbangan selesai seperti sekarang, saya merangkap jadi supir taxi."

Waduh,betapa kagetnya aku ketika beliau berkata seperti itu. Karena selama ini di benak aku tergambar petugas bandara selalu (maaf) agak mewah,dan kalau punya usaha sampingan pun bukan jadi supir taxi juga..

Tapi ternyata beliau ingat kalau di dekat bandara ada pegawai PLN, dan beliau pun menghubungi teman dari PLN. Singkat cerita aku menuju kantor PLN bersama pak Nasrudin,pegawai PLN tersebut. Ahirnya sampai juga di kantor PLN Area Mamuju. Kantornya cukup sederhana tapi sambutan dari pegawai-pegawainya cukup hangat. Setelah bertemu dari pihak SDM,aku dikenalkan dengan seluruh pegawai disana. Dan ternyata banyak pegawai yang berasal dari Jawa yang ikut 'terdampar' disini. Ada yang baru beberapa tahun tinggal di Mamuju,dan ada juga yang sudah mendapat istri dari Sulawesi. Tapi untungnya kebersamaan di kantor ini sangat erat, sehingga walaupun jauh dari keluarga tapi suasana kekeluargaan masih tetap ada..






Kantor PLN Area Mamuju (tampak dari jalan raya)









Kantor PLN Area Mamuju (tampak dari halaman depan)














Tampak dalam kantor PLN Area Mamuju








Ini aja yang bisa aku ceritakan kali ini. Masih ada kelanjutannya,karena aku masih belum cerita mengenai apa saja yang ada di kota ini. Tunggu kelanjutannya..

(bersambung..)

8 komentar:

  1. dan,.. semoga rasa semangat masih bersemat,
    sama sama wahai teman perantau..

    BalasHapus
  2. Terima Kasih mas Adam..Kelihatannya cinta anda sama Eureka masih tinggi ya? Fotonya masih dipakai terus..
    Semoga anda juga terus semangat.. :)

    BalasHapus
  3. gan, aku tahu manager nya pln mamuju gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manajer yang baru? Pak Bagus?
      Agan dari mana bisa kenal beliau?

      Hapus
  4. salam sesama perantau jawa di mamuju

    BalasHapus
  5. Salam kenal sesama perantau. Kapan2 kopdar yuk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap.. Kalau cari kumpulan perantau makan aja di warung Arema atau di angkringan. Kebanyakan perantau makan disana, tp perantau dr Jawa sih.. He..He..

      Hapus
    2. Siap.. Kalau cari kumpulan perantau makan aja di warung Arema atau di angkringan. Kebanyakan perantau makan disana, tp perantau dr Jawa sih.. He..He..

      Hapus