Rabu, 07 Desember 2011

Tes Kesehatan Rekrutmen PLN

Sambil menunggu waktu datangnya tes kesehatan,tidak ada salahnya untuk mengubah 'gaya hidup'. Karena tidak sedikit yang
bilang bahwa tes kesehatan adalah tes yang tersulit. Dan tidak sedikit juga orang yang aku temui bercerita bahwa dia
telah mengikuti tes kesehatan PLN sebanyak 3 sampai 4 kali dan selalu gagal. Karena itu tidak ada salahnya untuk mengubah
gaya hidup yang dulunya malas-malasan olahraga,makan sembarangan dengan gizi yang tidak pernah terpikirkan menjadi
rajin berolahraga dan makan-makanan bergizi. Dan yang paling ekstrim adalah selama menunggu waktu tes kesehatan setiap hari
aku harus mekan tomat satu buah. Karena menurut saudaraku yang bekerja di laboratorium,buah tomat paling bagus untuk
menjaga kesehatan.

Tes Kesehatan Tahap 1 (Tes Kesehatan Fisik)

Setengah jam sebelum waktu tes fisik dimulai,aku sudah berada di depan lab Parahita. Ketika akan memarkir kendaraanku
petugas parkir langsung bertanya "Calon Pegawai PLN ya?Silahkan parkir di sini" sambil menunjuk lokasi khusus.
Wah dalam hati aku langsung berkata "amin..Semoga menjadi pegawai PLN betulan." Petugas yang berada di dalam lab
langsung mengarahkan saya ke lantai 2 lab Parahita. Dan disana ternyata sudah disediakan kursi tunggu yang berjajar rapi.
Ternyata aku bukan orang pertama yang datang kepagian. Lama menunggu akhirnya jam 9 pagi kami semua yang telah hadir
diarahkan menuju lantai 4 lab. Betapa terkejutnya kami ketika tahu bahwa lantai 4 yang dimaksud adalah lantai teratas lab.
Saking atasnya sampai tidak ada genting yang menutupi,alias kami diatas gedung lab. Namun ternyata disana ada sebuah ruangan
rapi lengkap dengan AC dan peralatan band. Rupanya disana adalah ruang serbaguna.Tidak lama kemudian dokter yang memeriksa
sudah datang. Satu persatu kami mengisi data dan bergiliran untuk diperiksa.

Tes pertama adalah pengukuran tensi.Aku yakin bahwa tensiku dalam keadaan normal.Kemudian dilanjutkan dengan tes mata dan
buta warna.Lalu dokter memeriksa telinga dan mulut. Setelah selesai tinggi badan dan berat badan diukur.Ini digunakan
untuk mengetahui apakah peserta memiliki berat badan ideal atau tidak. Setelah selesai dari semua tes ini saya dipersilahkan
untuk menuju ruang berikutnya. Disana telah menunggu seorang dokter lagi.Namun dilihat dari wajahnya kelihatan bahwa dokter
ini agak galak.Ternyata benar,karena dengan nada yang sedikit keras beliau menyuruh aku untuk mengganti bajuku dengan baju
yang telah disediakan,meninggalkan CD saja. Tes pertama adalah tes keseimbangan.Dan aku harus benar-benar memperhatikan
instruksi dokter,karena sebelum aku ada seorang peserta yang telah dahulu maju tes mengatakan bahwa dia harus mengulang tes
keseimbangan dua kali karena tidak sesuai dengan instruksi. Tes keseimbangan aku lalui dengan lancar.Dan tes berikutnya
adalah colok dubur.Wah,ternyata aku sedang kurang beruntung karena yang melakukan colok dubur itu dokter laki-laki bukan
perempuan...

Setelah semua tes selesai dilakukan,aku langsung pulang dan menunggu pengumuman malam nanti mengenai siapa yang lolos dan
siapa yang tidak lolos.Yang dilakukan sekarang tinggal berdoa.


Tes Kesehatan Tahap 2

Alhamdulillah ternyata aku lolos dari tes kesehatan tahap 1. Aku kira bahwa semua bakal lolos ke tes kesehatan tahap 2,namun
ternyata tidak. Karena beberapa ada yang tidak lolos. Sekarang tinggal kembali kesana keesokan harinya dan melakukan tes kedua.
Namun 10 jam sebelum tes kita tidak boleh makan,hanya boleh minum air mineral.

Hari berikutnya aku kembali ke lab yang sama. Sama seperti tes pertama,setengah jam dari jadwal aku sudah berada di lab.
Disana kami menunggu giliran untuk tes berdasar urutan kedatangan. Untungnya aku datang awal,sehingga aku tidak perlu antri
panjang untuk setiap tahapan tes.

Tes pertama adalah pengambilan sample darah.Wah,bagi yang takut jarum suntik bahaya nih.Bakal panas dingin lihat jarum
suntik masuk ketangan..Untuk pengambilan darah dilakukan oleh 2 dokter,supaya cepat selesai.Waktu itu ada dokter laki-laki
dan dokter perempuan.Kali ini aku beruntung,karena aku mendapat dokter perempuan.Lumayan cantik lagi,he..he.. lumayan buat
cuci mata.Setelah pengambilan darah dilanjutkan dengan tes rekam denyut jantung.Kali ini aku juga masih beruntung karena
aku menjadi peserta pertama yang tes rekam jantung.Karena asal tahu saja,bahwa tes ini lumayan menjebak.Apabila kita stres
sedikit maka akan mempengaruhi denyut jantung kita.Padahal kalau menunggu giliran agak lama saja bisa mengakibatkan stres
kecil.Setelah rekam jantung dilanjutkan dengan pengambilan sample urin.Yang ini agak aneh,karena saat tes kamar mandi tidak
boleh ditutup dan dijaga oleh seorang petugas.

Tes berikutnya adalah tes pendengaran.Di tes ini kita akan memasuki sebuah ruangan kecil yang gelap dan kedap suara.Disana
tersedia sebuah headphone dan sebuah tombol.Instruksinya adalah apabila kita mendengar suara maka tombol harus ditekan.
Suara yang terdengar adalah 'tiittt','teeett','tuuutt',dan 'brrrrr'. Suara pertama keras dan lama kelamaan menjadi pelan
dan semakin pelan.Aku kira bahwa suara yang pelan paling tidak dalam batas suara normal sehari-hari.Ternyata tidak,suara yang
pelan ternyata sangat pelan dan bahkan hampir tidak terdengar.Mungkin dibandingkan suara bisikan setan masih keras suara
bisikan setan...

Tes terakhir adalah tes rontgen.Di lab Parahita letak ruang rontgen terpisah jauh dari lokasi tes yang lain.Setelah selesai
tes tinggal makan makanan yang telah disediakan oleh lab.Lalu pulang..Sekarang tinggal berdoa lagi sambil berharap lolos
ke tahap selanjutnya,yaitu wawancara..

Senin, 05 Desember 2011

Pengumuman Lolos ke Tes Kesehatan PLN

Berminggu-minggu dan hampir satu bulan hasil tes tahap 1 rekrutmen PLN belum juga diumumkan.
Akhirnya aku memutuskan untuk ikut tes di perusahaan lain, dan waktu itu adalah PT. Honda Prospek Motor (HPM).
Setelah mengikuti tes tulis dan tes wawancara HRD sebelumnya di UK Petra Surabaya, akhirnya aku dan beberapa
teman yang juga ikut tes PLN bersama aku kemarin berangkat ke Karawang untuk mengikuti tes wawancara User.
Disana aku dan teman-teman dijemput dari Jakarta menuju karawang dengan bus khusus dan diinapkan di Hotel.
Wah,tidak salah kalau kami semua berfikir kalau kami semua bakal diterima disana. Namun kenyataannya hanya beberapa
dari kami yang lolos menjadi pegawai HPM. Aku termasuk yang tidak lolos,wah sempat drop sih saat itu.

Akhirnya kami semua kembali ke Surabaya dengan perasaan yang berbeda-beda satu sama lain. Namun waktu baru sampai di Surabaya
aku mendapat SMS dari temanku ucapan selamat dari temanku kalau aku lolos ke tahap tes kesehatan. Wah,senang banget aku.
Dan ternyata dari sekian banyak temanku dari D4 Elektro Industri PENS-ITS yang ikut rekrutmen cuma ada 3 orang yang lolos ke
tahap tes kesehatan. Yah,jadi perasaan senangku aku redam agar tidak dikira sombong..

Hari Jumat pagi kami semua dikumpulkan di Gedung PLN di Jalan Embong Trengguli. Wah, aku yang orang surabaya saja gak tau betul
jalan menuju sana. Karena asal diketahui kalau kita salah jalan sedikit saja, wah bakalan putar jauh lagi untuk kembali kesana.
Akhirnya H-1 aku survey lokasi.

Jumat pagi aku sudah di lokasi, dan ternyata semua teman kelompokku lolos ke tes Kesehatan. Alhamdulillah... Waktu masuk menuju
ruangan yang ditunjuk, disana tertempel kalimat berukuran besar dengan bahasa Surabaya kurang lebih: "Yo'opo Carane Iso Gak Iso
Kudu Iso". Alias "Bagaimana caranya bisa gak Bisa harus Bisa..". Wah agak sedikit 'Mekso' kalimatnya.

Ternyata disana kami dibagi lagi menjadi 3 kelompok untuk lokasi tes kesehatan. Yaitu di Lab Bio Tes, Pramita Jemur Andayani, dan
Parahita dekat RS.Dr Soetomo. Disana juga dijelaskan mengenai tips dan penjelasan mengenai tes yang akan dilakukan. Waktu itu penjelasan
dilakukan oleh pihak dari Lab. Bio Tes. Sebelum penjelasan dimulai kami disuruh untuk mengumpulkan surat pernyataan kesediaan mengikuti
tes kesehatan dengan disertai materei 6 ribu. Waktu tes kesehatan 1 minggu setelah penyuluhan.
<Bersambung..>

Pengalaman Tes Diskusi Kelompok Rekrutmen PLN 2011

Pagi Hari Kedua... (Tes Diskusi Kelompok)

Ini saatnya tes diskusi kelompok. Di depan gedung Samantha UB telah ditempel daftar nama dengan kelompoknya masing-masing.
Satu Kelompok terdiri atas 6 orang. Dan dari semua nama yang ada di kelompokku tidak ada yang aku kenal. Akhirnya pada saat
menunggu waktu masuk gedung aku berkenalan dengan semua anggota kelompokku yang sebelumnya telah dikelompokkan di ruang tunggu.
Saat pertama kali duduk ada dua kelompok kecil dalam kelompokku. Dengan kata lain mereka belum membaur. Akhirnya aku yang memulai
untuk berkenalan dengan mereka semua. Ternyata 2 orang temanku dari UB dan 3 orang dari elektro ITS. Cuma aku yang dari PENS.
Setelah aku berkenalan akhirnya kami semua berhasil membaur.
Waktu diskusi dimulai, kami semua memasuki gedung. Di dalam gedung kursi2 telah ditata rapi membentuk lingkaran kecil dengan masing2
lingkaran terdiri atas 7 kursi. Di setiap lingkaran sudah duduk seorang penilai dari Psikolog. Dan kami diperintahkan untuk saling
berkenalan. Yah, jadinya kami saling berkenalan kembali dengan sedikit 'Guyonan'. Kertas soal dibagikan. Ketika penilai menanyakan
siapa yang mau membaca,aku langsung dengan cepat mengangkat tangan. Kata blog yang sebelumnya aku baca sih,itu menambah nilai plus.
Soal yang diberikan kurang lebih seperti berikut:

"Di suatu daerah di Sulawesi (aku lupa nama daerahnya) terdapat demo besar-besaran akibat hampir semua pegawai PLN dipindahkan ke daerah
lain. Pemindahan tersebut tanpa pemberitahuan sebelumnya. Padahal dari pusat telah diberikan surat pemberitahuan jauh-jauh hari. Namun
surat tersebut belum di informasikan kepada pegawai-pegawai lain oleh sang pemimpin cabang daerah tersebut. Apabila anda menjadi salah satu
petinggi di cabang tersebut, apa yang anda lakukan?"

Semua mulai berdiskusi. Oh ya, ada yang kelupaan. Pada saat diskusi tidak ada yang menjadi sekretaris alias juru tulis. Jadi semua kedudukannya
sama. Kami semua mulai berdiskusi, dan jalan diskusi hampir dapat ditebak. Yaitu 'Mbulet' alias muter disitu-situ saja. Jadi inget ucapan Alm.
Gus Dur ketika ditanya mengenai kebiasaan beliau tidur ketika rapat dan terbangun dengan kondisi masih bisa ngomong 'nyambung' dengan rapat.
Beliau berkata kalau orang Indonesia ketika rapat bakal muter disitu-situ saja. Jadi triknya ambil ujung pembicaraannya, lalu ditinggal tidur,
dan ketika terbangun pasti masih membahas itu-itu saja..He..He..Bisa aja triknya..

Akhirnya aku yang mulai memecah ke-mbuletan tersebut dengan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas usul yang telah diutarakan.
Dan diskusi pun berakhir. Aku dan teman-teman kembali ke 'Habitat' masing-masing. Sekarang tinggal menunggu hasil tes dan siapa yang lolos ke tahap
tes kesehatan..
<Bersambung..>

Pengalaman Tes Tulis Rekrutmen PLN 2011

Kali ini aku akan berbagi cerita tentang rekrutmen PLN yang aku ikuti.
Tes PLN yang aku ikuti kali ini diadakan di Universitas Brawijaya, tepatnya di gedung Samantha.
Sebelum tes aku bingung mau menginap di mana,karena tes tahap pertama dilaksanakan selama dua hari,
untungnya aku berangkat bersama temanku yang punya teman di kota Malang. Singkat kata satu masalah pertama
telah terselesaikan.

Pagi Hari Pertama... (Tes Tulis)

Hari pertama tes tahap pertama rekrutmen PLN adalah tes tulis Psikologi. Pagi2 benar aku dan temanku sudah berada
di depan gedung Samantha UB. Ternyata disana sudah ramai peserta. Dan rata2 adalah teman-teman dari PENS dan ITS.
Dan seketika Universitas Brawijaya seakan-akan menjadi milik 'arek' ITS. Tes pada jadwal dimulai pada pukul 8 pagi,
tetapi memang sudah menjadi budaya Indonesia, tes pada kenyataannya dimulai pukul 9 pagi.
Kami semua memasuki gedung Samantha, dan ternyata tidak semua kursi terisi oleh peserta. Mungkin saja mereka sudah
mendapatkan kerja.
Tes tulis dimulai, tes yang dilakukan banyak sekali. Tapi ada beberapa tes yang berkesan. Yang pertama adalah pertanyaan
pada tes tulis yang menurutku cukup menggelikan dan membingungkan. Ada pertanyaan: "Berapa diameter uang koin 25 rupiah
keluaran tahun 1991?" Waduh, perasaan uang tu sudah lama banget gak aku temuin. Terus ada juga pertanyaan: "Berapa jarak
dari Surabaya menuju Jakarta dengan menggunakan Kereta Api?" Lah,Jakarta kan stasiunnya ada banyak,trus stasiun yang mana
dulu nih.. Pokoknya lucu2 lah pertanyaannya..
Terus tes PAULI alias menghitung deretan angka di kertas seluas koran Jawa Pos. Dengan PeDenya aku mengerjakan tes itu,
karena itu bukan pertama kali aku ikut tes PAULI. Namun ternyata beda jauh dari yang sebelumnya aku ikuti. Waktu tes yang
diberikan selama 1 jam. Wah,gila...Bayangin aja menghitung deretan angka selama 1 jam, dan waktu jeda pun sangat lama sekali.
Yang lebih menyiksa lagi saat tes tidak tersedia meja. Jadi ada yang mengerjakan sambil jongkok, ada yang pakai tambahan
kursi kosong. Kalau aku sendiri pakai cara standard, duduk di kursi dan memakai alas kertas yang disediakan.
Dan tes terakhir yang berkesan adalah tes kepribadian. Pada saat tes kepribadian kita bakal diberi selembar kertas dengan
angka yang terdiri atas angka 1 dan 2 dengan pola tertentu. Pada belakang lembaran terdapat sebuah lingkaran skor dengan kode
tertentu. Selain itu juga akan dibagi buku pertanyaan. Setelah semua pertanyaan aku jawab, aku coba2 terka kepribadianku sendiri.
Dan hasilnya mengejutkan, ada satu kepribadian dengan nilai 0 alias bukan aku banget. Yaitu kesesuaian tindakan dengan teori.
Dengan kata lain aku tidak suka tindakan yang berdasarkan ilmu teori. Waduh...
Tes hari pertama selesai, aku dan teman-teman memutuskan untuk Refreshing ke Kota Batu..